Banda Aceh, 16 Agustus 2025 – Mantan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, menyampaikan refleksi penting pada momentum peringatan 20 tahun penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki. Pernyataan tersebut ia sampaikan di hadapan para tokoh nasional dan internasional pada Konferensi Internasional “20 Years MoU Helsinki: Progress and Challenges” yang berlangsung di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh.
Irwandi tampil menyampaikan pandangannya diapit oleh Dr. Scott Guggenheim — mantan Penasehat Presiden Afghanistan, Perwakilan HDC (Henry Dunant Centre) — serta perwakilan Bank Dunia, yang hadir sebagai narasumber utama

“Dua puluh tahun lalu, di Helsinki, kita duduk untuk pertama kalinya tanpa suara senjata. Sejak hari itu, masa depan Aceh diputuskan oleh kata-kata dan komitmen bersama, bukan lagi peluru,” ujar Irwandi.
Ia menegaskan bahwa perdamaian telah membawa banyak perubahan positif di Aceh. Anak-anak dapat bersekolah tanpa rasa takut, pasar kembali hidup, masyarakat merasakan rasa aman, serta Aceh memiliki kesempatan menentukan pemimpinnya sendiri.
Namun demikian, Irwandi juga mengingatkan masih banyak tantangan yang harus dihadapi. “Masih ada masyarakat yang kesulitan secara ekonomi, anak-anak yang putus sekolah, dan pemuda yang sulit mencari pekerjaan. Perdamaian ini rapuh jika tidak kita jaga bersama,” katanya.
Kepada generasi muda Aceh, ia berpesan agar tidak terlena dan terus mengambil peran dalam pembangunan. “Kalian lahir di era damai. Itu anugerah sekaligus tanggung jawab. Ingat, perdamaian tidak diwariskan otomatis, ia harus diperjuangkan setiap hari,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Irwandi juga menyampaikan pesan kepada komunitas internasional. Ia menegaskan bahwa Aceh saat ini aman dan terbuka untuk investasi di berbagai sektor, mulai dari pariwisata, infrastruktur, pertanian, energi, hingga industri kreatif. Ia menekankan bahwa investasi di Aceh bukan hanya soal keuntungan, melainkan juga kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat dan persahabatan antarbangsa.
“Dua puluh tahun perdamaian ini adalah bukti bahwa kita bisa bangkit dari luka dan membangun dari awal. Mari kita songsong 20 tahun berikutnya dengan keyakinan bahwa Aceh yang damai adalah Aceh yang maju, dan Aceh yang maju memberi manfaat bagi Indonesia dan dunia,” tutup Irwandi.